Thursday, December 22, 2016

8 Kuliner Tidak Biasa di Jogja yang Harus Kamu Coba


Berburu kuliner di Jogja tidak akan ada habisnya. Di antara kuliner di Jogja yang sangat beragam, menu kuliner ini kedengarannya aneh karena bahan baku yang digunakan tidak biasa. Kamu berani mencobanya?

Wedang Uwuh, Image from Njogja.co.id


1.Iwak Kalen


Di antara deretan tempat makan di Jogja, hanya sedikit saja yang menawarkan menu iwak kalen atau ikan sungai di daftar menunya. Selain sulit didapatkan, ikan sungai jenis wader ini harga per kilonya juga lebih mahal. Di Jl. Godean, Jogja terdapat warung makan “Iwak Kalen” yang menyajikan menu iwak kalen sebagai andalannya. Rasanya yang gurih sangat cocok dinikmati bersama nasi hangat.


2.Gudeg Manggar


Gudeg biasa menggunakan nangka muda sebagai bahan bakunya. Di srandakan Km.8, Bantul, Jogja kuliner gudeg dibuat dari manggar atau bunga kelapa yang masih muda. Bentuknya unik, teksturnya empuk, berwarna kuning gading. Menu tradisional yang langka ini sangat digemari keluarga Kraton Yogyakarta karena rasanya khas dan lezat.

3.Sate Keong


Mencicipi sate kambing atau sate sapi bukan hal yang menarik lagi. Bagaimana dengan sate atau rica-rica keong sawah? Meskipun kuliner sate keong terdengar tidak biasa namun di tangan Iyuk dan Gito peracik kuliner keong dari Gamping, Yogyakarta, hewan jenis molusca ini diracik menjadi sajian kuliner yang lezat. Dari sisi kesehatan, keong sawah sangat baik bagi penderita gagal ginjal karena kandungan Protein yang tinggi dan Fosfor yang rendah.

4.Kuliner Serba Kobra


Jogja punya kuliner unik yang berbahan baku ular kobra. Oh no..! Membayangkan saja ogah. Namun di rumah makan Cobra Imperial Kitchen, daging kobra diolah sedemikian rupa sehingga tampilannya sangat menggoda selera. Harganya juga bersahabat mulai dari Rp. 8.000 sampai Rp.30.000 saja. Selain daging, ada juga empedu, sumsum ular dan darah kobra. Daging kobra dipercaya bermanfaat membantu menyembuhkan kanker. Kamu tertarik untuk mencobanya? Temukan kuliner tidak biasa ini hanya di Jl. Hayam Wuruk 19, Lempuyang Wangi, Yogyakarta. Tapi bagi muslim, saya tidak menyarankan untuk mengkonsumsinya yaaa..


5.Tongseng Kuda


Daging kuda bisa diolah menjadi kuliner nikmat. Di jogja ada rumah makan yang menyajikan menu daging kuda di Jl.Kranggan dan Jl. Parangtritis. Harganya bervariasi mulai dari Rp 13.000 saja. Kuliner ini selalu diburu penggemarnya karena dipercaya bisa menyembuhkan rematik, asma dan meningkatkan kejantanan pria. Bahkan penelitian menyebutkan bahwa daging kuda sangat rendah kolesterol dan kaya akan oksigen.

6.Belalang Goreng


Kuliner yang satu ini sangat terkenal di Gunungkidul, Yogyakarta. Warga masyarakat Gunungkidul memanfaatkan belalang sebagai lauk atau pun sekedar camilan. Namun jika musim belalang, warga pun menjual hasil olahan belalang goreng di sepanjang jalan. Harganya dari Rp.10.000 sampai Rp.25.000 saja. Rasanya manis karena proses pengolahan dengan cara dibacem.

7.Rempeyek Laron


Rempeyek biasanya berbahan baku kacang tanah dan kedelai, namun sebagian warga masyarakat Jogja memanfaatkan laron atau anai-anai menjadi bahan baku rempeyek. Laron yang biasanya hidup di dalam kayu, tanah atau dinding ini pada musim tertentu akan keluar dari sarangnya. Warga pun menangkap laron untuk diolah dengan campuran tepung. Jadilah rempeyek yang gurih dan renyah. Selain diolah menjadi rempeyek, hewan yang punya kandungan protein tinggi ini juga bisa digoreng begitu saja.

8.Wedang uwuh


Kata “uwuh” dalam bahasa Jawa berarti sampah. Eits, tapi jangan kaget dulu ya. Wedang uwuh yang ini terbuat dari rempah-rempah alami seperti cengkeh, serutan kayu secang, jahe, gula batu dan bahan lainnya. Bahan-bahan tadi dicampur jadi satu sehingga kesannya terlihat seperti sampah. Wedang uwuh sangat nikmat disajikan selagi panas karena sari jahenya akan makin terasa & sangat berkhasiat untuk tubuh. Harganya juga terjangkau, hanya Rp.3.000 saja.

Datang saja ke Jogja jika ingin menikmati kuliner tidak biasa ini. Meskipun bahan yang digunakan terdengar tidak biasa, namun soal rasa sangat menggugah selera.

No comments:

Post a Comment